Terkurung dalam gemerlapnya ibukota

Gak tau kenapa kok tiba-tiba pengen nulis, padahal semalem aku sakit berat. Mual-mual, sembelit dan semacamnya karena penyakit kambuh (maag). Alhamdulillah karena aku tinggalnya nunut Bude jadi masih terperhatikan, dan sampai sekarang kerjaannya cuma tidur makan ibadah kerja izin gak masuk padahal kerjaan buanyak yang belum kelar.

Terdengar dari kamar masku yang aku tempati sekarang suara kicauan burung kenari, sama jeritan anak-anak yang bermain di sekitar komplek Bintara. Hari-hari yang aku lewati belakangan ini sungguh berat meski kalau dihitung fasilitasnya serba ada, tapi gak tau kenapa kok merasa kurang kerasan gini. Mungkin untuk orang yang gak suka keramaian seperti aku ini susah untuk beradaptasi di lingkungan yang mungkin gak ada sepinya.

Biasanya kalau malam nonton bintang pas pulang dari masjid, namun disini langitnya merah semua, bulan pun cahayanya redup banget. Udara yang udah kecampur bau apalah apalah membuat aromanya jadi gak alami lagi. Berbeda jauh dengan pada saat aku tinggal di Jogja. Meski tinggal di lingkungan sederhana, tapi kedamaian terasa saat tinggal disana. Seperti lagunya Ni-na – Jogja, seperti itu yang aku rasakan pas mulai meninggalkan kota yang paling istimewa yang pernah aku tinggali tersebut.

Untuk menekan keramaian disini aku biasanya seharian berada di kamar kalau tidak kerja. Keluar – keluar paling hanya untuk buang air atau ngeliat depan rumah. Selama ada internet, dan bacaan disitu aku mulai menyamankan diri. Hal ini berbanding terbalik dengan masku. Dia orangnya gak betah banget sama sepi, bawaannya pengen keluar rumah, sementara di rumah cuma sekedar tempat untuk tidur malam kayaknya. Pernah suatu ketika aku diajak pergi ke komunitas motornya, Zen Motor Style zona timur namanya. Kalau kopdar biasanya di area BKT. Kemarin pas pertama diajak ada acara kopgab di Pondok Kelaba dan tau kan gimana perasaanku? merasa terasingkan. Padahal pas itu rame banget, acaranya sampai jam 2 malam, jam 3 baru sampai rumah dan sampai rumah dimarahin Bude. Disana aku merasa ikut bersalah.

Oiya, akhir-akhir ini aku pengen banget nyari buku fiksi yang berbahasa inggris, mungkin ada yang mau ngasih saran judul bukunya?

Nyaman sendiri

18 November 2016

di Bintara, Kota Bekasi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s