Perbanyak membaca untuk menulis

Angin yang berhembus kian kencang menerpa kulit ari yang tak berlapis kain lagi, menjadikan otak mengirim sinyal ke otot melalui syaraf motorik untuk mencari kehangatan yang diberikan oleh jaket yang biasanya aku kenakan. Ya, jaket merah yang belinya murah. Jaket kemana saja kata Mas Rudy laboran sekolah ku dulu.

Di pondok yang menjadi tempat base santri imers (baca: internet marketer) ini aku belajar banyak hal, mulai dari bagaimana menjadi sosok penulis yang giat mengetik keyboard huruf demi huruf untuk menjadikan karakternya terangkai menjadi sebuah post yang nantinya juga bakan dipromosikan agar traficnya naik. Aku juga sempat berpikir untuk menjadi seperti itu, meski background ku bukan di bidang Internet Marketing. Kesukaanku terhadap paket menulis dan membaca ini dapat membuatku belajar dobel, memang.

Seperti orang bijak berkata, untuk bisa pandai berbicara harus pandai mendengarkan. Begitu juga dengan menulis, sebagian besar apa yang kita tulis adalah kata-kata atau kalimat yang pernah kita baca. Dengan katalain membaca dan menulis itu ada korelasinya. Juga pasti kita sering mendengar istilah teko hanya mengeluarkan isinya.

Dengan adanya disini aku lebih bisa rajin menulis karena melihat teman-teman giat menulis, ada yang menulis tentang resep makanan, sistem menanam tanaman, ada juga yang menulis random, yang penting nulis.

Semoga juga program #yukNulis yang dulu sempet digencar-gencarkan hidup lagi. Teman-temanku yang dulu menjadi penyemangatku menulis juga mulai nulis lagi, agar lebih banyak orang yang membaca, agar minat baca orang Indonesia bertambah.

Semoga.

 

waktunya Ashar, angin kencang
Selasa, 14 Maret 2017
di Kalangan, Tirtohargo, Kretek
Bantul, Yogyakarta

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s