Hohoho, pagi ini aku bermimpi. Mimpi yang hanya sebentar, hanya sekilas saja aku mengingatnya. Mimpi yang objeknya sudah sering aku bermimpi tentangnya, pun katanya juga sebaliknya.
Kali ini aku bermimpi tentang keberadaanku di suatu meja dengan temanku tersebut. Meski untuk kali ini dia gak kelihatan semua tubuhnya, cuman tangan sampai setengah dari lengan bawahnya. Semuanya tertutup dengan kain dari pakaian yang dikenakan hanya dan hanya sebagian jari yang terlihat karena tertutup handshock, berwarna sama seperti kain yang menutupi lengannya, biru cyan agak muda.
Aku gak tau diriku sedang apa disana, melihat jari yang mengusap-usap layar smartphone selama beberapa saat dan semuanya menghilang. Mungkin kami sedang menunggu sesuatu, atau mungkin juga seseorang.
Hal yang biasa dilakukan sebangun dari mimpi yang mempertemukan adalah memberi tau kepada yang bersangkutan tentang kejadian yang terjadi semalam. Kejadian yang terjadi di bawah alam yang berbeda, tidak berwujud, dan tidak berasa.
Berawal dari cerita yang pernah aku ceritakan di postingan sebelumnya, maafkan aku yang mengusik duniamu disana. Aku merasa bersalah karena membiarkan diri ini melihat dan mengetahui dirimu di alam nyata, sedang aku belum memberi kesempatan untuk menampakkan diriku.
Semuanya ini menjadikannya misteri, kami sering berjalan melintasi garis dimensi waktu yang sama, namun belum pernah bersama di dimensi yang nyata. Banyak yang menginformasikan yang katanya tentang dimensi 5. Aku pernah membaca, bahwa disana terdapat suatu ruang yang tidak terikat dengan waktu, berada di suatu tempat dengan gravitasi yang sangat kuat.
Tentang dimensi paralel, dimana kita yang disana mungkin sedang bersama dan aku selalu bertanya sedang apa mereka saat kita terjaga. Barangkali ini termasuk one thing that transcends space and time. Atau, apalah…
Terdengar desiran angin
Selasa, 21 Maret 2017
di Talangan, Kretek,
Jln. Parangtritis Km. 23,
Bantul, Yogyakarta
Afrijal Dzuhri 