1 April 2018, Jam 4 aku terbangun, karena angin yang sangat kencang menerpa silih berganti, sementara di dalam tenda kami hanya punya satu selimut buat berempat, dan beralaskan sleeping bag satu juga buat berempat, aku kebagian tempat tidur paling ujung, jadi nggak begitu nyenyak tidur rebutan selimut :joy:
Sekitaran jam 5 angin mulai reda, dan kabut tebal menyelimuti Pasar Bubrah, aku kebangun karena ada hasrat ingin buang air kecil, jadi aku keluar tenda dimana di luar sangat dingin mencari tempat yang agak jauh dari orang orang mendirikan tenda. Anehnya, meskipun keinginan untuk buang airnya udah ada, karena saking dinginnya buat keluar susah banget, sampe aku kesel sendiri bilang, “ndang metu, 1 2 3 metu, ndang metu” :joy:
Setelah tragedi tersebut aku kembali ke tenda buat sholat subuh dan mas Aji mulai memasak beng beng yang dijadikan makanan sama biskuit lain.

Setelah makan tongseng ala ala tersebut, gantian masak sarapan, yaitu nugget

Setelah kenyang, aku keluar tenda dan mulai nyari nyari pengambilan foto, meskipun kabut masih tebal sekitar jam 7 pagi.
Sampai sekitar jam 8 baru kabut tertiup angin lalu menghilang. Dan pemburuan foto pun makin gencar. Aku dan temen-temen pergi ke area yang lebih tinggi, bukan puncak merapi, tapi sebelahnya.



Setelah sesi pengambilan foto selesai, kami kembali ke tenda dan persiapan buat turun. Sebelum itu kita ngopi dulu.

Setelah itu sekitar jam 9an lebih kami membereskan dan mencopot tenda, lalu persiapan untuk turun.
Kami mulai meninggalkan pasar bubrah sekitar pukul 10 pagi
Karena aku kecapekan, turun ku pelan dan kalo buat ngerem, jari kakiku sakit karena ngapal mungkin. Jadi aku selalu terakhir karena turunku pelan pelan dan sering berhenti.
sementara temen-temenku duluan, menunggu sambil istirahat di pos.

Saking sakitnya buat jalan turun, saat sudah masuk di jalan cor aku berjalan mundur sambil dituntun mas Fajar buat menyemangati.
Aku jalan mundur sekitar satu jam sampai basecamp pendakian hahaha :joy:

Setelah itu nggak lama kemudian kami turun dari basecamp untuk mencari makan mie ayam di sekitar Pasar Selo. Lalu ke Masjid Selo untuk sholat dzuhur & ashar.
Setelah selesai, karena aku ingin pulang lewat magelang sementara Mas Aji, Mas Hanif & Mas Fajar ke arah Semarang lewat Boyolali maka kami berpisah.
Aku pulang lewat Magelang, melewati Ketep Pass, lalu belok ke kiri ke arah Muntilan.
Sampai di perbatasan Jogja – Magelang, aku ngambil ke kanan lewat jalur alternatif Purworejo-Wates dan sampai di Godean. Tinggal ke timur sampai ke Gamping.
Selesai sudah perjalanan dan pengalaman naik gunung pertama yang sangat berkesan ini. Semoga lain waktu bisa jalan jalan lagi dan dapet pengalaman priceless lagi.
“Live in this world as a traveller or a stranger”
“Routine is enemy of all time. It makes it fly by”
Nulis sambil mengingat ingat
dan menahan sakit yang masih terasa di kaki
Kejadian 31 Maret 2018 – 1 April 2018
ditulis di blog 3 April 2018
di Kamar Kos Sri Tanjung no.1
Gamping Lor, Gamping, Sleman,
Yogyakarta