Mendaki Gunung Sindoro 3153 mdpl

Seminggu yang lalu, seorang teman dari kantor lama menghubungi saya untuk mengajak mendaki gunung. Karena sudah lama (setahun) tidak mendaki dan juga lama tidak berjumpa dengan teman saya yang satu ini, saya jawab “Hell yes!”.

Sabtu tanggal 6 April 2019 kemarin saya berangkat menuju ke kantor teman saya yang berada di jalan kabupaten arah ke Sleman untuk meeting point awal. Setelah menunggu sekitar sejam untuk persiapan yang perlu di bawa, dengan keadaan perut kosong, dan kurang tidur saya menuju ke Temanggung untuk mendaki Gunung Sindoro via Kledung. Di tengah perjalanan kami sempat berhenti di indomaret Muntilan.

Setelah sekitar dua jam berada di perjalanan menuju ke Kledung, Temanggung, akhirnya saya dan empat teman lainnya yang naik motor sampai di basecamp pendakian

img_20190406_102039.jpg
Basecamp pendakian gunung sindoro via kledung

Biaya parkir disini Rp. 5.000 rupiah untuk motor dan Rp. 25.000 untuk mobil.

Jam menunjukkan pukul 10.30 WIB saat semua rombongan sampai di basecamp. Kami yang akan mendaki gunung sejumlah sembilan orang, saya, mas Arif, mas Reza, Pak Abdul, mas Acep, mas Indra, mas Dayat, mas Krisna, dan mba Ratih.

Kami memutuskan untuk mulai mendaki selepas sholat dzuhur, dan sembari menunggu kami sarapan lalu istirahat terlebih dahulu di dalam basecamp, juga mengisi form registrasi pendakian.

img_20190406_112005

Selepas dzuhur pada saat saya dan teman-teman sudah persiapan kami diberi tahu bahwa pendakian selanjutnya bisa berangkat pukul 13.30 WIB pada saat loket registrasi kembali di buka setelah istirahat.

Pada jam itu langit juga sedang gelap, ngga lama kemudian hujan turun cukup lebat. Saya tertidur pulas.

***

Setelah terbangun di sekitar pukul 14.00 WIB saya mencoba mulai berkenalan dengan teman yang lain, mulai dari mba Ratih yang merupakan UI/UX di tempatnya bekerja sekarang dan baru kali ini pertama kali mendaki, mas Indra sebagai React Native Developer, mas Dayat yang sedang melakukan kursus fisik dan teman sekos mas Reza, yang lain saya berkenalan sewaktu istirahat di jalan.

Sekitar pukul 14.30 WIB kami memulai pendakian di tengah hujan turun dengan lebatnya. Kami memulai dengan naik ojek menuju ke pos 1,5 untuk menyingkat waktu. Biaya ojek sekali jalan Rp. 25.000. Worth it sih menurut saya untuk menghemat energi, karena jaraknya juga lumayan jauh.

Menaiki gunung dengan motor bebek kecepatan penuh di jalan bebatuan merupakan pengalaman yang menakjubkan, bahkan motor sempat beberapa kali ngedrift karena batunya licin pada saat berbelok.

Pada saat semua rombongan sampai di pos ojek / pos 1,5, kami mulai melakukan perjalanan pendakian dengan menyusuri hutan dalam hujan dengan intensitas yang masih tinggi. Ini merupakan pengalaman saya pertama kalinya mendaki gunung saat hujan. Meskipun sudah memakai raincoat tapi tetap saja pakaian dan tas yang saya pakai basah.

Tidak lama dari pos ojek, kami sudah sampai di pos 2 dan beristirahat sebentar sambil bercengkrama dengan pendaki yang lain yang juga beristirahat sambil meneduh dari guyuran hujan.

img_20190406_153735

Pendakian di Gunung Sindoro ini treknya mirip dengan gunung merbabu awalnya, tidak terlalu banyak tanjakan curam. Hanya hutan dengan trek yang landai dan sesekali naik.

Kami sempat berhenti untuk melepas jas hujan yang digunakan pada saat hujan mulai reda. Juga persiapan headlight karena hari mulai malam.

img_20190406_170335
terlihat gunung sumbing dari jalur pendakian gunung sindoro

sampai di sunrise camp, tempat terakhir untuk mendirikan tenda. Kami mencari tempat yang cocok untuk mendirikan 3 buah tenda, 2 tenda untuk laki-laki yang masing-masing muat 4 orang dan 1 tenda untuk perempuan.

Sekitar pukul 8 tenda berhasil didirikan. Saya kemudian sholat dalam tenda sementara yang lain sibuk dengan urusan masing-masing.

Angin dan temperatur suhu di Gunung Sindoro tidak begitu dingin menurut saya, saya tidak sampai menggigil seperti gunung Merbabu kemarin yang sampai kedinginan dan berganti menggunakan jaket gunungnya teman, saya masih bisa menggunakan jaket kain merah.

Setelah itu, saya menuju ke tendanya Mba Ratih untuk berkumpul dengan yang lain. Di tenda itu dikhususkan untuk memasak, makan malam saya pertama menggunakan nugget dan sosis yang digoreng pakai nesting, lalu saya dibuatkan kopi.

Menyadari bahwa saya tadi malam kurang tidur dan hanya melanjutkan tidur sebentar di basecamp, saya langsung bergegas tidur ke tenda. Mematikan lampu dan menikmati udara dingin yang sesekali masuk ke tenda.

Sekitar pukul 1, mas Arif mencoba membangunkan saya lantaran tali yang mengikat tenda kurang kencang sehingga tenda akan rubuh. Saya mendengarnya namun tidak terlalu menggubris, karena sudah dicoba benerin.

***

Saya terbangun karena terdengar suara pak Abdul mengajak untuk summit attack sekitar jam 3, saya kemudian bangun, mencari peralatan dan perlengkapan yang musti dibawa untuk ke puncak. Sampai saat ini saya masih menyesali saya tidak membawa kertas dan spidol pada saat naik ke puncak.

Kami naik ke puncak berlima, saya, mas Arif, mas Acep, pak Abdul, dan mas Dayat. Trek naik ke puncak lebih nanjak dari trek pendakian sebelumnya, dan juga lebih berbatuan. Beberapa kali saya dan mas Arif berhenti sementara yang lainnya duluan. Saya juga melakukan sholat subuh di tengah perjalanan menuju ke puncak.

Di tengah jalan mas Acep merasa ingin boker dan menunggu lama, saking lamanya katanya susah keluar, maka kami disuruh duluan.

Di beberapa saat ketika saya merasa haus saya meminta pendaki lain minum karena yang membawa air minum hanya mas Acep. Ini salah satu kesalahan ketika summit attack kali ini, air minum hanya membawa satu, padahal saya dan mas Arif sering tertinggal di belakang untuk beristirahat.

Sekitar pukul 6 pada saat matahari mulai menampakkan sinarnya, saya masih di jalan sekitar pos 4

Pada saat akan mencapai puncak trek pendakian mulai berbatuan tandus, tidak ada tanaman. Karena Gunung Sindoro merupakan gunung berapi yang masih aktif jadi bau belerang tercium.

Di jalan sebelum mencapai puncak, pak Abdul ingin turun karena kameranya tertinggal, dia mengajak mas Arif dan saya melanjutkan pendakian ke puncak sama mas Dayat.

Baru sekitar jam setengah 7 saya dan mas Dayat sampai di puncak Gunung Sindoro

img_20190407_072350img_20190407_073434img_20190407_074143

Saya juga sempat berfoto bersama kawan yang saya temui dari Rusia, dia orangnya ramah dan sudah bisa berbahasa Indonesia dengan rombongannya.

img_20190407_074451

Beberapa saat kemudian pak Abdul dan mas Arif sampai di puncak dan selang beberapa menit mas Acep juga sampai di puncak membawa air mineral yang dibawa karena merasa kasihan sama yang lain jika tidak memiliki air.

Tidak lama di atas, kami turun dari puncak. Mas Arif jalan pertama dan meninggalkan yang lain sangat jauh. Perjalanan turun dari puncak ke Sunrise Camp tempat mendirikan tenda sekitar 3 jam juga, dan tiba di perkemahan sekitar pukul 10.

Sementara itu, setelah  sampai di tenda saya disuruh mba Ratih makan karena hidangan sarapan sudah dimasak oleh teman yang tidak ikut naik, yaitu mas Indra.

Sehabis makan dan istirahat sebentar di bawah flysheet yang didirikan untuk makan, saya menuju ke tenda sebelah untuk rebahan dan istirahat, di dalam sudah ada mas Dayat dan mas Acep yang juga istirahat. Saya juga sempat ngobrol beberapa saat dengan mas Acep mengenai pekerjaannya di Shwe Tech, dia bercerita tentang awal bekerjanya menjadi programmer hingga sekarang.

***

Kami berbenah tenda dan bersiap untuk turun sekitar selepas dzuhur. Selepas semuanya sudah siap kami turun gunung.

Di tengah perjalanan turun, lagi-lagi kaki saya sudah tidak kuat dan sering ngogel sehingga meminta untuk berhenti sebentar istirahat. Saya sangat berterima kasih kepada mas Reza yang membawakan tas carrier saya.

Sebelum sampai di pos ojek saya dituntun mas Dayat agar bisa berjalan mundur karena untuk menuruni jalur kaki saya ngogel dan sering kram.

Saya sampai di pos ojek terakhir sekitar jam 3, istirahat sebentar sambil beli teh dan menikmati pisang goreng hangat.

Kemudian kami bersembilan turun ke basecamp dengan menyewa ojek lagi dan untuk biaya ojek tarif yang dikenakan sama pada saat naik yaitu Rp 25.000. Sampai di bawah ternyata sedang hujan. Setelah proses check-out dari basecamp selesai, saya mas Arif, mas Krisna dan mba Ratih ke masjid untuk sholat, dan setelah itu saya pamitan kepada yang lain karena saya tidak mampir ke kantor lagi.

Sekitar pukul 5 saya menuju ke jogja dari basecamp Gunung Sindoro via Kledung, selama 2 jam perjalanan melewati Magelang saya merasakan hal yang sudah setahun tidak saya rasakan lagi, merasa puas telah menaklukkan gunung meski badan dan kaki pegal-pegal. Saya juga menyadari bahwa ternyata Kota Magelang itu besar dan ramai.


h+5 kaki masih terasa pegal dikit
Jumat, 12 April 2019
di Perumahan Grand Harmony Residence No 23
Karangwuni, Caturtunggal, Depok, Sleman
Yogyakarta

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s