Money Trap pada Kebanyakan Remaja

Di usia remaja, banyak sekali jebakan-jebakan batman keuangan yang menimpa saya juga orang-orang sekitar yang saya perhatikan. Meskipun sudah membaca buku atau artikel tentang keuangan, saya juga merasa masih terjebak dalam hidup yang penuh dengan hal-hal yang berbau konsumtif meskipun dengan segala daya upaya telah mencoba untuk meminimalkan.

Misal saja, ada orang yang baru mulai bekerja, dengan itu setiap bulan dia sudah memiliki penghasilan dari gaji yang ia terima. Karena merasa sudah punya uang setiap bulannya dia memutuskan untuk dibelikan sepeda motor baru dengan sistem kredit (not against them who do this). Dia berpikiran bahwa dengan membeli sepeda motor ini dia bisa menghemat karena kemana mana bisa menggunakan motor, dia juga merasa gaji yang ia terima cukup untuk membayar angsuran tiap bulannya, disamping itu dia beranggapan suatu saat nanti bisa dijual lagi jika kepepet.

Namun di satu sisi, dia lupa bahwa angsuran yang dia tanggung adalah menahun. Dengan itu juga mau tidak mau dia juga harus bekerja terus supaya cicilan ditanggungnya bisa terbayarkan di tiap bulan, dan dengan itu juga jika dia mau bermain aman, dia harus tetap bekerja di tempat yang sama selama itu juga. Bagus jika lingkungan tempatnya bekerja baik, jika tidak dan merasa tidak betah lain masalah lagi.

Selain itu juga ada biaya perawatan, apa yang kita miliki, harus terpikirkan untuk merawatnya. Yangmana dalam kasus ini, motor biasanya meminta service dan ganti oli serta perawatan lainnya tiap 3 bulan.

Sepeda motor yang fungsinya tidak lebih dipakai untuk mengantar ke suatu tempat pun juga tergolong liabilitas (sesuatu yang mengurangi uang di dompet kita). Jika kamu membeli sepeda motor baru secara tunai, pada saat itu juga jika kamu ingin menjualnya lagi harganya sudah turun, bayangkan jika kamu membelinya nyicil, sudah turun berapa banyak harga motor yang dibeli dan ingin tersebut.

Di atas hanya salah satu kasus contoh jebakan keuangan yang biasanya dan kebanyakan orang terjerat. Belum lagi dengan kasus lain, seperti handphone yang ganti-ganti terus menerus, baju yang harus selalu ngetrend, tempat nongkrong yang harus selalu cafe yang cozy, dan sebagainya.

Hidup konsumtif hanya akan membuat capek.


Nulis sambil minum josua
Minggu, 23 Juni 2019

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s