Sekitar 4 bulan yang lalu saya diberi tahu kawan saya, Yudis memberi tahu suatu platform yang digunakan untuk berinvestasi reksadana yang bernama Bareksa. Awalnya saya kurang begitu tertarik karena belum mengerti, dan karena waktu itu awal saya menabung emas batangan jadi tidak ingin belajar lain lagi.

Setelah beberapa hari saya penasaran dan mulai cari-cari informasi terkait reksadana, ternyata oke juga buat menabung, lalu saya tanya teman saya lagi. Akhirnya setelah itu saya mendaftar dan pendaftarannya ternyata cukup mudah, data yang diperlukan hanya nomor KTP dan nomor Rekening untuk penjualan yang mana nama pemilik rekening harus sama dengan nama yang tertera di ktp dan nama akun Bareksa. Saya mendaftar menggunakan aplikasi Bareksa untuk android yang bisa didownload di playstore.
Reksadana adalah salah satu instrumen investasi sebagai wadah yang digunakan untuk mengumpulkan dana dari pemodal yang selanjutnya dikelola oleh manajer investasi untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek. Karena ada yang mengelolanya, maka reksadana ini cocok untuk seseorang yang ingin berinvestasi namun mempunyai waktu dan pengetuahuan yang terbatas. Kita bisa mulai berinvestasi dengan modal awal minimal hanya Rp. 100.000.
Uang yang kita setorkan untuk diinvestasikan setelah kita memilih produk reksadana di bareksa akan langsung kita transfer ke bank kustodian, yaitu bank yang membantu mengurus administrasi dan menjaga aset keuangan yang dikelola manajer investasi.
Di reksadana, terdapat 4 jenis produk yang ditawarkan, yaitu: Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Campuran, dan Saham. Untuk lebih mudah dalam menentukan jenis reksadana apa yang ingin dipakai, bisa menggunakan estimasi berapa lama akan berinvestasi. Sebagai contoh misal ingin berinvestasi selama 1-2 tahun, dengan resiko rendah, maka produk yang baik digunakan adalah jenis pasar uang atau pendapatan tetap. Untuk lama investasi 3-5 tahun, jenis produknya bisa menggunakan campuran, dan untuk jangka yang lebih panjang bisa memilih reksadana saham. Dari masing-masing jenis tersebut ada reksadana biasa dan ada yang reksadana syariah.
Jenis produk reksadana bukan untuk acuan atau patokan seberapa mengerti investor yang akan menginvestasikan uangnya, tapi yang tepat adalah untuk menentukan jangka waktu lama berinvestasi, juga untuk mengukur resiko. Karena tiap produk reksadana memiliki resiko yang berbeda-beda, dari yang memiliki resiko kerugian kecil seperti pasar uang dan pendapatan tetap, resiko sedang untuk produk reksadana campuran dan resiko yang tinggi untuk produk reksadana saham. Tentunya high risk high return.
Saya sendiri menggunakan produk jenis campuran dan pasar uang. Campuran untuk investasi karena produk yang saya pilih dari datanya memiliki return lebih dari 10% per tahun dan yang pasar uang untuk sekedar menabung agar nilai uang saya tidak termakan inflasi.
Sebelum pulang kampung, hari terakhir uas tertulis
Jum’at
di meja kerja, Perum. Grand Harmony Residence No 23
Karang wuni, Caturtunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta