Barang yang Nilainya Menurun

Looking at Depreciation Expense Accounting Methods - dummies
cr: dummies.com

Kalo kata Peterpan tak ada yang abadi, begitu pula dengan barang yang kita miliki, ada ajalnya juga.

Yang sering tidak disadari setiap orang bahwa pada umumnya setiap barang yang kita miliki juga memiliki pengurangan nilai dari barang tersebut setiap waktunya. Maksud saya di sini barang konsumtif saja, tidak ada kaitannya dengan membeli barang untuk investasi atau dijual lagi yang bisa menghasilkan keuntungan dari capital gain.

Sebagai contoh saya membeli mobil seharga 500 juta, mobil tersebut saya pakai setiap hari untuk aktivitas harian. Selang 5 tahun kemudian meskipun mobilnya masih dapat saya pakai, namun harga dari mobil tersebut sudah tidak lagi sama dengan saat saya membelinya.

Selain nilainya turun dan semakin turun, biaya depresiasi juga berlaku saat barang yang kita miliki rusak atau tidak ada manfaatnya lagi. Kita perlu membeli lagi barang yang setidaknya kegunaan dan manfaatnya sama.

Contohnya misal biasanya kita berganti hp setiap 2 tahun sekali, dengan harga hp 3 juta. Berarti setiap bulan setelah membeli hp tersebut paling tidak kita menyisihkan Rp 125.000 sebagai biaya depresiasi atas hp tersebut agar 2 tahun kemudian kita bisa membeli hp yang baru.

Jadi cobalah sesekali menghitung berapa banyak barang yang dimiliki lalu hitung berapa harga barang tersebut untuk diganti ketika rusak atau sudah tidak ada manfaatnya lagi. Itulah biaya yang perlu dikeluarkan dengan setiap barang-barang yang kita punya.

Benar kata Derek Sivers, Life can be improved by adding, or by subtracting. The world pushes us to add, because that benefits them. But the secret is to focus on subtracting.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s