Pada saat ingin menganalisa suatu saham, pasti data yang sering diperhatikan adalah data laba perusahaan yang terdapat di laporan keuangan bagian laporan laba rugi.
Sebagai investor pemula biasanya bingung data laba mana yang digunakan, pasalnya di laporan laba rugi terdapat lumayan banyak akun mulai dari pendapatan, laba operasional, laba sebelum pajak, laba tahun berjalan, total penghasilan dll.
Untuk mengambil data laba bersih di laporan keuangan akun yang digunakan yaitu laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Mengapa bukan totalnya? Karena laba ini adalah laba bersih yang benar-benar diperoleh pemegang saham perusahaan.
Misalkan Perusahaan Terus Jaya memiliki anak usaha Tetap Maju dengan kepemilikan 70%. Anak usaha tersebut membukukan laba 100 miliar. Maka, karena Terus Jaya adalah pemegang saham utama Tetap Maju seluruh laba Tetap Maju akan dimasukkan ke total laba bersih Terus Jaya namun berdasarkan porsi kepemilikan Terus Jaya terhadap Tetap Maju adalah 70% jadi laba yang benar-benar dimiliki oleh Terus Jaya adalah 70% x 100 miliar yaitu 70 miliar. Jadi yang 70 miliar inilah yang dimasukkan kepada pemilik entitas induk, sisanya 30 miliar masuk ke kepentingan non pengendali.
Saya beri contoh laporan keuangan Bank BRI (BBRI) kuartal 4 tahun 2020

Di laporan keuangan Bank BRI tahun 2020 tersebut dapat dilihat bahwa laba bersih Bank BRI tahun 2020 adalah sebesar 18.654.753 x 1.000.000 (disajikan dalam jutaan rupiah lihat header) = 18.654.753.000.000 atau sebesar 18.6 triliun rupiah.
Sekian semoga bermanfaat